
FLORESPOST.CO, Labuan Bajo – Pentas Caci sudah menjadi tradisi masyarakat Manggarai yang selalu ditampilkan dalam setiap perhelatan atau acara-acara adat, termasuk acara syukuran atas kesuksesan seseorang dalam menggapai cita-cita.

Biasanya, tarian yang menunjukan ketangkasan pria dalam memukul lawan dengan menggunakan cemeti yang disebut ‘larik’ dan menghindari pukulan dengan menggunakan perisai atau juga yang disebut ‘nggiling’ ini, ditampilkan untuk memeriahkan suasana acara.
Tarian ini juga selalu mampu menghadirkan banyak penonton serta sekaligus bisa membuat mereka terpukau.

Seperti yang dialami oleh masyarakat di Kampung Rangga Watu, Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, NTT, saat menyaksikan pentas Caci yang diselenggarakan di kampung tersebut pada Senin (3/07/2017).
Pentas Caci yang dimaksud dilakukan dalam rangka mensyukuri kesuksesan promosi doktoral dari Frans Asisi Datang, seorang dosen di Universitas Indonesia (UI) yang berasal dari kampung tersebut.

Terlihat ratusan masyarakat memadati lapangan kecil yang terletak di tengah kampung itu.
Caci tersebut melibatkan pihak ‘meka landang’ dari Cumbi, Kecamatan Ruteng, Manggarai, dan pihak ‘ata tiba’ dari Nggirang, Rangga Watu.
Bagi Frans Asisi sendiri, pentas Caci ini merupakan bentuk dari syukuran dan juga membagi kegembiraan dengan keluarga dan semua warga kampung atas keberhasilannya meraih promosi doktoral.

“Bentuk syukuran ini ada Caci dan juga nanti ada misa. Ini sebagai tanda untuk membagi kegembiraan dengan keluarga dan semua warga di kampung ini”, jelasnya
“Mengapa harus disyukuri dengan cara begini, karena saya merasa topik disertasi sangat sulit tetapi akhirnya bisa selesai”, tambah Frans. (Dolfo Suhardi/Florespost.co)