Puisi-Puisi Gerad N Bibang
kepada langit biru
hanya bersamaan dengan memandang langit biru
berdesir angin bersama kenangan yang lalu-lalu
langit biru begitu tenang pagi ini
ingin rasanya rindu ini memiliki sayap-sayap kasuari
untuk terbang bebas tanpa hambatan
bersama angin berbagi kisah di atas sana
langit biru tidak memberi isyarat
ketika ditanya ke mana rasa yang terpendam menemukan sang surya
apakah rindu ini memang tak beralasan
namun setitik embun pagi menyejukan imanku kepada cinta
dari dan kepadanya kudapati ketentraman jiwa
ke mana jika bukan kepada senyuman langit biru tanpa kata
tentang bahasa cinta yang lebih konkrit
esensi cinta yang adalah takdir
bunga-bunga pun kembali segar
langit biru begitu cerah
aku dan kau kembali semula
kepada yang biasa-biasa
syukurku kepada langit biru atas anugerah ilmu tentang bagaimana mencinta selama di dunia
untukmu yang di sana
kepadamu hanya kerinduan untuk berjumpa. ***
(gnb: senin:2.7.2018: tmn aries, jkt, ibukota kembali ramai sesudah liburan panjang)

langit bolong
1/
coba tebak apa yang perempuan itu sembunyikan di pikirannya
kobaran cahaya bintang tak ia hiraukan
mungkin ia sedang kesal panjang yang tak pernah mengenal kata maaf
ia merasa langit telah bolong
menderukan gaung dalam bathinnya untuk segera kembali ke titik nol
2/
di langit yang dikiranya bolong itu
terlihat bayangan wajah kekasihnya
kebenaran memang tidak pernah menipu
sekali mencinta tetap mencinta
apa pun langitnya: entah bolong, entah biru
3/
perempuan itu mengernyit
teringat tentang kisah ketika ia sedang berdua
apakah waktu itu langit bolong sedang iri
pertanyaan itu ia ajukan diam-diam
namun senyum dan tutur kata kekasih yang begitu indah
yang tidak dibuat-buat
adalah jawaban atas apa yang sudah dan barusan ia pikirkan
4/
kunang-kunang musim panas kelap kelip di bawah cahaya langit bolong
ini bukan keajaiban yang diminta untuk dikagumi
kunang-kunang itu terbang dan terbang
mungkin dengan gagah perkasa, mungkin dengan sempoyong
namun ada yang harus dipercayai oleh penduduk bumi:
selalu ada jalan lain menuju batas
sebuah jalan yang bukan lagi urusan pikiran dan apa-apa yang dihasilkannya
makhluk di bumi dipanggil hanya untuk melakukan perjalanan
5/
lalu perempuan itu duduk dan mulai menulis puisi
dahinya lagi-lagi mengernyit
teringat ia akan pesan sang kekasih:
“ jika kau menulis puisi, pahamilah, ada aku di antara huruf, titik, koma dan tetanda baca lainnya
maka, berhati-hatilah agar apa yang kau tulis tak membuatku terluka
langit di atas sana tetap akan terus bolong
agar huruf-huruf yang tertulis tidak terkelupas dalam ember bocor”. ***
(gnb:tmn aries:jkt:senin:2.7.2018)
